RAGAM TARI TARIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah
propinsi di Indonesia dalam gugusan Sunda Kecil. Provinsi ini terkenal
dengan nama singkatannya, yaitu NTB. NTB digolongkan sebagai provinsi
dalam Kepulauan Nusa Tenggara, Propinsi NTB memiliki 10 Kabupaten/Kota.
Sebagian
besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara suku Bima
dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa.
Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam.
Eh
jangan kepanjangan membahas geografis dan karakteristinya, disini kan
kita hanya akan fokus pada seni tari tarian yang dimiliki oleh Propinsi
tersebut. Setelah berkelana, beranjangsana kesana kemari, ternyata
shareSENBUD hanya menemukan dua macam tari yang dimiliki NTB, karena
itu shareSENBUD sangat mengharap masukan tentang hal ini, Dua macam tari
tarian yang ada di Nusa Tenggara Barat itu adalah :
1. Tari Mpaa Lenggogo
Tari
Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian Dari Nusa Tenggara Barat, yang
biasa disajikan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini
juga sering dipentaskan pada upacara perkawinan atau upacara khitanan
keluarga raja.
Gambar Tarian Mpaa Lenggogo
2. Tari Batu Nganga
Tari
Batu Nganga merupakan sebuah tari yang berasal dari Nusa tenggara
Barat, tari Batu Nganga berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan
tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan
permohonan mereka agar sang putri dapat keluar dari dalam batu. Berikut
ini adalah salah satu gambar Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga.
Isnpirasi munculnya Tari Batu Nganga adalah dari legenda cerita rakyat,
semacam legenda Malin Kundang misalnya.
Gambar Tarian Batu Nganga
3. Tari Gendang beleq
ari
Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian
karena memakai gendang yang sangat besar. Suku yang menjalankan
kesenian tradisional ini adalah Suku Sasak.
Pada zaman dahulu tarian ini dipertunjukan untuk mengiringi atau menyambut tentara yang pergi atau pulang dari medan perang.
Tarian
ini sering dipakai untuk menyambut tamu-tamu penting sebagai suatu
seni, pertunjukan tarian ini juga disebut “Tari Oncer”.
O
ya, gendang tersebut bisa mencapai diameter 50 cm dan panjangnya bisa
mencapai 1,5 meter. Diujung kanan dan kirinya dipasang pengait untuk
memasang tali yang nantinya digunakan untuk menggantung gendang di
leher.
Gambar Tarian Gendang Beleq
4. TARI ONCER
Oncer,
berasal dari kata Ngoncer, yang artinya berenang. Dinamakan Oncer
karena gerakan pokok tarian ini diambil dari gerakan ikan sepat yang
berenang. Dalam bahasa Sasak disebut pepait ngoncer (artinya ikan sepat
berenang).
Tari oncer sangat
erat hubungannya dengan Gendang Beleq. Gendang Beleq dipukul sambil
menari dengan gerakan yang khas. Gendang Beleq banyak terdapat di Pulau
Lombok.
Pada
zaman dahulu, untuk memberikan semangat bagi prajurit-prajuritnya da
lam pertempuran Gendang Beleq digunakan dalam peperangan oleh raja-raja
di Lombok. Bila pertempuran sudah usai, Gendang Beleq dipukul sambil
menari dan menjadi hiburan bagi para prajurit.
Tari oncer diciptakan Muhammad Tahir dari desa Puyung Lombok Tengah pada tahun 1960.
Gambar tarian Oncer
5. TARI RUDAT
Tari
Rudat adalah sebuah tari tradisional yang masih banyak terdapat di
Pulau Lombok. Dibawakan oleh 13 penari yang berdandan mirip prajurit.
Berbaju lengan panjang warna kuning, celana sebatas lutut warna biru,
berkopiah panjang mirip Aladin warna merah yang dililit kain warna putih
atau biasa disebut tarbus. Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang
mengenakan kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedang di tangan.
Biasanya
tarian ini dibawakan pada saat upacara Khitanan, Khatam Al Quran,
peringatan Maulid Nabi, peringatan Isra Mi’raj dan peringatan hari-hari
besar Islam lainnya.
Tari
Rudat ditarikan sambil menyanyi dengan lagu yang melodi dan iramanya
seperti lagu melayu. Syairnya ada yang berbahasa Arab dan ada pula yang
berbahasa Indonesia. Tari Rudat diiringi sejumlah alat musik rebana yang
terdiri dari jidur, rebana, dap, mandolin dan biola. Gerak tarian rudat
merupakan gerak seni bela diri pencak silat yang menggambarkan sikap
waspada dan siap siaga prajurit Islam tempo dulu.
Itulah
sebabnya, mereka banyak menggunakan gerakan tangan dan kaki. Kadang
tangan diayun kiri kanan, kadang mirip gelombang, tapi di saat lain
mereka melakukan gerakan memukul dan menendang.
Sesungguhnya
asal-usul kesenian rudat sampai saat ini masih belum begitu jelas.
Sebagian berpendapat, bahwa kesenian rudat ini merupakan perkembangan
dari zikir zaman dan burdah, yaitu zikir yang disertai gerakan pencak
silat. Burdah adalah nyanyian yang diiringi seperangkat rebana ukuran
besar.
Pendapat
lain mengatakan, konon tari ini berasal dari Turki yang masuk bersama
penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad XV. Itulah sebabnya,
tarian ini kentara sekali warna Islamnya, terutama dalam lagu dan
musiknya. Di Lombok Timur dapat kita jumpai dan saksikan hampir di semua
Kecamatan.
Gambar Tari Rudat
7. TARI GANDRUNG
Tari
Gandrung merupakan Tarian yang kini berkembang di tiga daerah, yaitu
Banyuwangi, Bali, dan Lombok. Meskipun memiliki kemiripan, Tari Gandrung
ketiga daerah ini memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki di
daerah yang lain.
Demikian
pula dengan yang terjadi pada Tari Gandrung yang ada di Lombok.
Meskipun Lombok dan Bali memiliki kemiripan budaya, tetapi Tari Gandrung
di Lombok memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Tari
Gandrung yang ada di Bali. Inilah ciri khas dari Lombok yang tidak
dimiliki di Pulau Bali.
Lombok
sering digambarkan oleh orang luar sebagai versi kecil Bali. Tetapi
penduduk Lombok sendiri akan mengatakan bahwa, `Anda akan melihat Bali
di Lombok, tetapi tidak akan melihat Lombok di Bali`.” (Sepora Nawadi,
1995:14). Tulisan berikut ini secara khusus akan berbicara tentang Tari
Gandrung yang berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat beserta unsur
simbolis yang tersaji dalam sebuah pertunjukkan Tari Gandrung.
Gandrung
dalam pemahaman masyarakat Lombok, khususnya masyarakat Sasak adalah
nama sebuah pertunjukan yang dilakukan seorang penari wanita yang
diiringi seperangkat gamelan (sabarungan dalam istilah suku Sasak),
puisi, dan nyanyian (dalam bahasa suku Sasak disebut lelakaq, sandaran)
(R. Diyah Larasati, 1996:16). Pertunjukan Gandrung ini dilakukan dalam
perayaan desa setelah masa panen padi. Gandrung menunjukkan suka cita
dan harapan bersama masyarakat Sasak. Gandrung sekaligus juga merupakan
ekspresi simbolis masyarakat Sasak di Lombok (R. Diyah Larasati,
1996:16).Ekspresi simbolis lewat Gandrung bagi masyarakat Sasak
diwujudkan melalui dunia makna yang secara signifikan berada dalam
sistem ideasional yang juga terefleksikan dalam interaksi sosial.
Ditambah lagi adanya artefak yang melegitimasi keberadaan pertunjukan
itu di tengah-tengah para penikmatnya (R. Diyah Larasati, 1996:17).
Menurut R. Diyah Larasati, sistem ideasional yang dimaksud adalah
konteks berfikir serta gagasan-gagasan para pelaku pertunjukan Gandrung.
Dalam perspektif ini.
Gandrung
dipakai sebagai media untuk melepaskan harapan dan suka cita. Alam yang
terefleksi melalui harapan akan melimpahnya panen padi, berusaha untuk
dapat dikuasai dengan sebuah keharmonisasian melalui ungkapan suka cita
dalam seni pertunjukan ini. Dalam pemikiran ini, alam dan manusia
sebagai elemen kebudayaan mampu membentuk suatu harmoni (R. Diyah
Larasati, 1996:17).Dilihat dari asal-usul.
Tari
Gandrung yang terdapat di Lombok kemungkinan bukan berasal dari
kebudayaan asli Lombok (masyarakat Sasak). Hal ini bisa dilihat dari
adanya Tari Gandrung yang juga terdapat di beberapa daerah lainnya,
misalnya saja di Banyuwangi dan Bali. Beberapa budayawan atau peneliti
akhirnya mencoba menelusuri dan menafsirkan asal-usul Tari Gandrung
sehingga menjadi sebuah kebudayaan yang cukup sakral bagi masyarakat
Sasak di Lombok.
Gambar Tarian Gandrung
8. TARI JANGGER
Jangger
adalah sebuah tarian di Lombok, terutama di kalangan Suku Sasak. Tari
Jangger adalah tarian yang telah berkembang sejak lama. Menurut
seorang sejarawan, Jangger telah ada sejak zaman Erlangga di Jawa Timur.
Pada masa itu Pola tariannya tampak luar biasa, karena tidak mengikuti
pola gerak serta iringan gending yang sesuai dengan patokan yang lazim.
Pada awalnya tarian ini dilakukan oleh prajurit untuk bergembira dalam
suasana kerakyatan keluar dari protokoler kraton.
Konon,
pada awalnya tari Jangger lahir pada suatu keadaan dimana tersedia
perangkat gamelan untuk menghibur para prajurit keraton yang baru
selesai atau pulang dari medan perang. Para prajurit melihat kesempatan
untuk bergembira dan bersuka ria. Seorang wanita cantik maju untuk
menari dan mengajak para prajurit yang dikehendakinya untuk menari.
Tarian pun berlanjut dengan pergantian prajurit menari tapi harus yang
telah dipilih oleh penari utama. Tradisi ini terus terpelihara hingga
sekarang , yang kemudian dikenal dengan Tari Jangger
Kebanyakan kalangan menyebutkan bahwa pada masa sekarang Tari Jangger adalah sama saja dengan tari Gandrung
Terimakasih ya anak saya jadi tahu
BalasHapus