Keunikan Masjid Tiban Malang

09.59 Unknown 0 Comments



Masjid Ajaib adalah Masjid yang dibangun oleh Romo KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam pada tahun 1976.Masjid megah ini terletak di Jalan KH Wahid Hasyim, Gang Anyar RT 27 RW 06 Desa Sanarejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Warga lokal memberi nama masjid itu dengan nama masjid jin atau Masjid. Menurut warga lokal konon masjid itu ada secara tiba-tiba tanpa diketahui bagaimana kisah dibangunnya. Bangunan megah itu bukanlah sebuah masjid melainkan Pondok Pesantren yang bernama Pondok Pesanren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang mempunyai makna Laut madu atau " Fadilah Rohmat ". 

Dikenal Sebagai Masjid Jin

Karena masjid ini disebut-sebut tiba-tiba ada tanpa dibangun. Namun, ketika desas-desus ini dikonfirmasi kepada “orang dalam”, dikatakan bahwa pembangunan masjid yang sebenarnya merupakan kompleks pondok pesantren secara keseluruhan semua bersifat transparan karena masjid itu dibangun oleh santri dan jamaah. Bantahan dari “orang dalam” itu jelas sekali terpampang di depan meja penerima tamu dengan tulisan besar-besar, “Apabila ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan sendirinya), dibangun oleh Jin dsb., itu tidak benar. Karena bangunan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah yang murni dibangun oleh para santri dan jamaah.”

Pembangunan Masjid

    Pondok Pesantren tersebut konon mulai dibangun pada tahun 1978 oleh Romo Kiai Haji Ahmad bahru mafdlaluddin shaleh Al-mahbub rahmad alam, atau yang akrab disapa Romo Kiai Ahmad. Bangunan utama pondok dan masjid tersebut sudah mencapai 10 lantai, tingkat 1 sampai dengan 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para Santri Pondokan, lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5, 7, 8 terdapat toko-toko kecil yang di kelola oleh para Santriwati (Santri Wanita), berbagai macam makanan ringan dijual dengan harga murah, selain itu ada juga barang-barang yang dijual berupa pakaian Sarung, Sajadah, Jilbab, Tasbih dan sebagainya.
     Tak hanya unik, di dalam pondok pesesantren tersebut juga tersedia kolam renang, dilengkapi perahu yang hanya khusus untuk dinaiki wisatawan anak-anak. Di dalam komplek pondok pesesantren itu juga terdapat berbagai jenis binatang seperti Kijang, Monyet, Kelinci, aneka jenis Ayam dan Burung.

      Arsitek dari pembangunan pondok pesesantren ini bukanlah seseorang yang belajar dari ilmu arsitektur perguruan tinggi, melainkan hasil dari istikharah pemilik pondok, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh. Karenanya, bentuknya menjadi sangat unik, seperti perpaduan Timur Tengah, China dan Modern. Untuk pembangunannya pun tidak menggunakan alat-alat berat dan modern seperti halnya untuk membangun gedung bertingkat. Semuanya dikerjakan oleh para santri yang berjumlah 250 orang dan beberapa penduduk di sekitar pondok. Romo Kiai sudah mulai membangun pondok dengan material apa adanya. Contohnya, waktu itu adanya baru Batu Merah saja maka Batu Merah itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari Tanah Liat (Lumpur atau Ledok)

Kemegahan Masjid Tiban yang Konon Dibangun Satu Malam

   Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, nama Masjid Tiban Turen sudah tidak asing lagi. Masjid megah ini terletak di Desa Sanan Rejo, Kecamatan Turen. Disebut 'masjid tiban' karena konon masjid ini dibangun tanpa sepengetahuan warga sekitar.  Saat MNC Media berkunjung ke masjid tersebut, dari jalan masuk yang cukup sempit, kita langsung bisa bisa menyaksikan kemegahan masjid yang sebenarnya merupakan Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali, berlantai sepuluh.
   Pilar-pilar beton cukup kokoh itu terbuat dari batu keramik dan marmer terbaik yang didatangkan langsung dari kawasan Tulungagung. Seluruh detail, ukiran, dan kaligrafi pada dinding bangunan, dikerjakan langsung oleh seluruh santri dan jamaah pondok secara bergiliran. Puas menikmati areal luar bangunan pondok, pengunjung bisa masuk ke lantai dua. Di tempat ini terdapat deretan akuarium dengan warna-warni dan berbagai jenis ikan air asin hingga air tawar. Ditambah ornamen dinding dan cahaya lampu temaram, membuat suasana di lantai dua terkesan asri.
    Naik ke lantai tiga hingga sembilan, pengunjung memasuki areal kaligrafi dinding bercorak emas. Tulisan ayat-ayat suci Alquran nampak terpatri berbaur sorot lampu warna yang mempesona. Karena lantai areal pondok termasuk suci, pengunjung pun wajib menanggalkan alas kaki saat menjelajahi sudut ruangan di seluruh lantai bangunan. Para pengunjung, termasuk Purwo Mujiono asal Kediri dan Farihatul Komariyah asal Yogyakarta, mengaku sengaja berwisata religi ke situ karena penasaran dengan keindahan arsitektur masjid dengan luas lebih dari empat hektare ini yang konon dibangun dalam satu malam oleh jin ini.
    Sebenarnya, masjid atau pondok pesantren ini dibangun atas prakarsa KH Ahmad Bahru Mafdlaudin Saleh Al Mahbub atau akrab disapa Romo Kiai Ahmad. Pembangunan pondok pesantren ini dilakukan sejak tahun 1978 oleh para santri dan jamaahnya. Namun, oleh warga lokal muncul anggapan bahwa bangunan pondok muncul secara tiba-tiba. Hal itu berkembang kuat. Tapi, pengurus pondok pesantren membantahnya.
    Bahkan, di depan meja penerima tamu ada tulisan besar "Apabila ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan sendirinya), dibangun oleh Jin dsb, itu tidak benar. Karena bangunan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang murni dibangun oleh para santri dan jamaah." Arti nama Ponpes Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah adalah lautan madu atau samudera rahmat. Menurut Pengasuh Pondok KH Ahmad Hasan, ponpes dibangun atas dasar beberapa prinsip yakni tidak terencana dan menggunakan barang seadanya.

   

Dalam hal pembangunan pun pengurus dan pengasuh pondok dilarang meminta sumbangan baik dengan cara meminta-minta hingga mengajukan proposal pada pihak-pihak terkait. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah KH Ahmad Hasan, kini hampir 300 santri belajar di situ. Para santri juga dilibatkan dalam pembangunan areal pondok pesantren ini. Menurut santri yang umumnya sudah berkeluarga, hidup di areal pondok membuat hati semakin tenang. "Hidup di pondok mampu membersihkan hati," kata Ipin Harianto, santri asal Surabaya.







Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Turen
http://daerah.sindonews.com/read/1129040/29/kemegahan-masjid-tiban-yang-konon-dibangun-satu-malam-1470390375/10


0 komentar: