Kisah Dibalik Kota Perbatasan Kota ATAMBUA

12.03 Unknown 0 Comments



Atambua adalah ibukota Kabupaten Belu di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Atambua adalah kota terbesar kedua di Pulau Timor dalam hal ekonomi, jumlah penduduk, pemerintahan dan sebagainya. Sebagian besar masyarakatnya berbahasa Tetun dan Dawan L. Atambua adalah kota yang multi etnis dari suku Timor, Rote, Sabu, Flores, sebagian kecil suku Tionghoa dan pendatang dari Ambon, dan beberapa suku bangsa lainnya. Tetapi terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada, penduduk Kota Atambua tetap rukun menjalani kehidupan sosial mereka.
   Sejak bulan April 2016, kota ini sedang dipersiapkan menjadi Kota Layak Anak. Selain itu, pembangunan Ekonomi di wilayah Atambua cukup pesat dan mampu menandingi pertumbuhan ekonomi di Kota Kupang, karena proyek-proyek yang digelar Pemerintah Republik Indonesia di wilayah perbatasan yang membuat banyak masyarakat yang memutuskan pindah ke Atambua untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarga. Di kota ini terdapat pula sebuah mall yang cukup besar, yakni Plaza Atambua, plaza/mall ini belum selesai, tetapi di lantai 1 bangunan ini sudah terdapat KFC.
Atambua

Ibu kota kabupaten
Peta lokasi Atambua
Peta lokasi Atambua
Negara  Indonesia
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Belu
Kecamatan Kota Atambua, Atambua Barat, Atambua Selatan.
Peresmian ibu kota 20 Desember 1958
Area[1]
 • Total 56,18 km2 (2,169 sq mi)
Populasi (2015)[2]
 • Total 76,052
 • Kepadatan 14/km2 (35/sq mi)
Zona waktu Waktu Indonesia Tengah
Kode telepon (0389)

   Kota yang terletak di daerah Timor Barat ini merupakan salah satu pusat penampungan pengungsi dari Timor Timur pada tahun 1999. Mayoritas penduduk Kota Atambua beragama Katolik, di mana Atambua juga merupakan sebuah Keuskupan. Keuskupan Atambua adalah salah satu keuskupan di Indonesia yang persentasi penganut Katoliknya sangat tinggi yakni 95% dari total jumlah penduduknya. Wilayah Keuskupan Atambua mencakup seluruh wilayah Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Timor Tengah Utara. Total luas keuskupan ini mencapai 5200 km2 dan berpenduduk sekitar 650.000 ribu jiwa pada tahun 2008. Sementara itu Belu, dalam bahasa Tetun berarti sahabat atau teman, melandasi cita-cita masyarakat Belu untuk membangun Rai Belu dengan rasa kebersamaan dan rasa persaudaraan tanpa dibatasi sekat-sekat keanekaragaman yang ada, baik suku, agama maupun yang lainnya. Dengan persatuan dan persaudaraan, cita-cita untuk mewujudkan Belu Sejahtera akan tercapai.

Sejarah

Nama "Atambua" berasal dari kata Ata yang artinya hamba dan Buan yang artinya suanggi. Jadi Atambua artinya tempatnya hamba-hamba suanggi yang konon di daerah ini dipergunakan oleh para raja sebagai tempat pembuangan para suanggi yang mengganggu masyarakat. Kemudian dalam perkembangannya kata Atabuan mengalami penyisipan fonem “M” . Hal ini dapat saja terjadi dengan tidak sengaja karena fonem “B” dan “M” masih memiliki titik artikulasi yang sama sehingga mampu mempertahankan kelancaran ucapan.

Masa Pendudukan Belanda

  • Pada tahun 1866-1911, Atapupu pernah jadi pusat Pemerintahan Hindia Belanda untuk kawasan Kota Atambua dan Kabupaten Belu, dimana sebelumnya Belanda menjalankan pemerintahan dari Kupang (ibu kota provinsi NTT sekarang).
  • Selanjutnya pada tahun 1911-1916 Beredao, yang terletak di tapal batas dengan Timor Portugis (Timor Leste), telah menjadi Benteng Pertahanan Belanda.
  • Dan pada pada tahun 1916-1942, berubahlah Pusat Pemerintahan Belanda dari Atapupu ke Kota Atambua setelah berhasil mengalahkan Raja Moruk Pasunan.

Masa Pendudukan Jepang

Pada tanggal 8 Maret 1942 komando angkatan perang Belanda di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Dengan demikian secara resmi Jepang menggantikan Belanda sebagai pemegang kekuasaan di Indonesia. Untuk Indonesia bagian timur termasuk wilayah Kota Atambua berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang (Kaigun) yang berkedudukan di Makassar. Adapun dalam rangka menjalankan pemerintahan di daerah yang diduduki Kaigun menyusun pemerintahannya. Untuk wilayah Indonesia bagian timur dikepalai oleh Minseifu yang berkedudukan di Makassar. Di bawah Minseifu adalah Minseibu yang untuk daerah Nusa Tenggara Timur termasuk ke dalam Sjoo Sunda Shu (Sunda Kecil) yang berada di bawah pimpinan Minseifu Cokan yang berkedudukan di Singaraja.
Disamping Minseibu Cokan terdapat dewan perwakilan rakat yang disebut Syoo Sunda Sukai Yin. Dewan ini juga berpusat di Singaraja. Diantaranya anggota dewan ini yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah raja Amarasi H. A. Koroh dan I. H. Doko.
Untuk pemerintahan di daerah–daerah nampaknya tidak banyak mengalami perubahan, hanya istilah–istilahnya saja yang dirubah. Bekas wilayah afdeeling dirubah menjadi Ken dan di Nusa Tenggara Timur ada tiga Ken yakni Timor Ken, Flores Ken dan Sumba Ken. Ken ini masing–masing dikepalai oleh Ken Kan rikan. Sedang kan tiap Ken terdiri dari beberapa Bunken (sama dengan wilayah onder afdeeling) yang dikepalai Bunken Karikan. Di bawah wilayah Bunken adalah swapraja–swapraja yang dikepalai oleh rajaraja dan pemerintahan swapraja ke bawah sampai ke rakyat tidak mengalami perubahan.

Mengenai HUT Kota Atambua

Dalam rangka HUT Kota Atambua yang ke-99, maka Tebe Massal diselenggarakan sebagai pemecah rekor MURI. Aslinya diperlukan hanya 3.000 orang untuk mengikuti acara Tebe Massal tersebut, tetapi target tidaklah selalu sama, ternyata sebanyak 4.601 penari Tebe mengikutinya. Acara Tebe Massal ini pun bukanlah sia-sia. Acara ini juga didukung oleh banyak pihak, di antaranya Pemerintah Kabupaten Belu, RRI Atambua, Bank Indonesia, dan sejumlah pihak lain. Acara Tebe Massal ini diformasikan untuk membentuk angka 99 sebagai usia Kota Atambua, setelah itu, RP dan bentuk hati untuk Gerakan Cinta Rupiah Bank Indonesia.[6][7][8][9][10]

Geografi
Atambua terletak pada ketinggian 350 m dpl, dengan suhu berkisar antar 27-37 derajat Celsius membuat daerah ini cukup hangat. Sekeliling kota Atambua dipagari oleh perbukitan sehingga kota Atambua cukup terlindungi dari terjangan angin yang keras, namun ini juga menyebabkan tidak banyak dataran yang rata di seputar kota Atambua. Atambua adalah kota yang tidak rawan akan bencana Alam misalnya banjir, tsunami, tanah longsor yang bisa menimbulkan kerusakan yang cukup parah, karena kota ini terletak di antara pegunungan dan memiliki banyak lahan yang masih belum tersentuh (hijau).
Kota Atambua saat ini membentang sejauh kurang lebih 8,5 km dari Utara (Haliwen) ke Selatan (Motabuik) dan sekitar 5 km dari Timur (Fatubenao) ke Barat (Wekatimun). Luas Kota Atambua adalah 56.18 km², atau 56.180 Ha, terbagi habis menjadi 3 kecamatan, dan 12 kelurahan. Tetap belum semua wilayah kota Atambua dimanfaatkan karena kurangnya akses jalan ke wilayah tersebut, sehingga hanya 2/3 wilayah yang dapat dimanfaatkan. Sisanya 1/3 belum tersentuh (lahan hijau). Sedangkan untuk letak astronomis, Kota Atambua terletak pada Koordinat 09° 10’ LS 125° 00’ BT.
Penduduk
Atambua adalah kota yang multi etnis dari suku Timor, Rote, Sabu, Flores, sebagian kecil suku Tionghoa dan pendatang dari Ambon, dan beberapa suku bangsa lainnya. Tetapi terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada, penduduk Kota Atambua akan menyebut diri mereka sebagai "Be' orang tardampar" atau "Anak-anak tapaleuk".
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Belu tahun 2014, penduduk Kota Atambua berjumlah 75.199 jiwa yang terdiri dari 37.244 laki-laki dan 37.955 perempuan[11], bertambah hingga 76.052 jiwa dengan 37.311 jiwa laki-laki dan 38.002 jiwa perempuan pada tahun 2015.
No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk
2013
Jumlah Penduduk
2014
Jumlah Penduduk
2015
Pertambahan
Penduduk
Persentase
Perubahan
1
Kota Atambua
28.857
28.726
29.081
+319
+1.011%
2
Atambua Selatan
23.201
23.357
23.461
+104
+0.995%
3
Atambua Barat
22.845
23.116
23.510
+394
+1.017%

Jumlah
74.903
75.199
76.052
742
+3.023%

Daftar Kecamatan
  1. Kota Atambua Barat (4 Kelurahan)
  2. Kota Atambua Tengah (4 Kelurahan)
  3. Kota Atambua Selatan (4 Kelurahan)

Transportasi
Darat
Dalam Kota
Rangkuman:
Transportasi Dalam Kota adalah sbb.:
  • Mikrolet (bemo)
  • Ojek
  • Bus Angkutan Kota
  • Bus DAMRI / Dinas Pariwisata (untuk kebutuhan khusus)
Dalam kota transportasi dilayani oleh angkutan umum berupa bemo (mikrolet) dengan kapasitas penumpang 10 orang yang melayani empat rute/trayek melalui 2 terminal. Selain itu tersedia transportasi alternatif berupa jasa ojek sepeda motor. Ojek tidak memiliki rute tertentu, sehingga dapat langsung menuju tujuan, dibandingkan bemo. Tetapi, transportasi darat menggunakan bemo lebih murah dibandingkan ojek.
Bis DAMRI dan bis Angkutan Kota telah melayani kota ini. Meskipun jalur bis-bis tersebut hanyalah melewati jalan raya besar, namun masyarakat tetap menggunakan sarana transportasi tersebut untuk menuju ke tempat tujuan mereka.
Luar Kota
Rangkuman:
Transportasi luar kota adalah sbb.:
  • Bus Provinsi
  • Mikrolet (untuk menuju pedesaan)'
  • Mobil Charter
Untuk transportasi ke luar kota, dari kota Atambua tersedia bus yang biasa disebut bis kupang yang melayani rute ke kota-kota kecamatan dan kota kabupaten lainnya di Pulau Timor Bagian Barat (Kupang, Soe dan Kefamenanu) melalui Jalan Timor Raya. Bus ini adalah bus Sinar Gemilang, Gemilang, Paris Indah, dan beberapa jenis bus lainnya yang dikelola oleh pihak terkait. Jam berangkat bus ini sudah ditentukan oleh pemiliknya. Terdapat 3 waktu yang digunakan, yaitu bis Pagi, bis Siang, dan bis Malam. Untuk bis Pagi, bus akan berangkat dari pangkalannya pukul 07:00 WITA dan tiba di Kupang pada pukul 15:00 WITA. Untuk bis Siang, bus akan berangkat dari pangkalannya pukul 13:00 WITA dan tiba di Kupang pada pukul 20:00 WITA. Sedangkan untuk bis Malam, bus akan berangkat dari pangkalannya pukul 19:00 WITA dan akan tiba di Kupang pada pukul 03:00 WITA (Keesokan Harinya). Dan jika anda tidak mau menaiki bus, terdapat cara lain ke Kupang, yaitu dengan Mobil Charter.
Atambua juga merupakan pintu gerbang utama menuju Timor Leste melalui perbatasan Motaain (sekitar 30 KM atau setengah jam berkendara dari Atambua lewat rute utama, atau sekitar 20 menit berkendara dari rute kedua).
Untuk transportasi ke Timor Leste, terdapat beberapa bus, pada umumnya bus yang melayani rute Atambua - Timor Leste adalah bus Timor Hotel. Diperlukan sekitar 7-9 jam dari Pangkalan (terminal) Umanen (atau disebut juga Terminal Kota ke-2) menuju Kota Dilli, Timor Leste melalui jalur darat.
Udara
Kota ini dilayani oleh sebuah bandar udara, yaitu Bandar Udara A. A. Bere Talo (dulunya Bandar Udara Haliwen, yang terletak di Haliwen, Kota Atambua. Status bandar udara ini adalah Bandar Udara Domestik dengan penerbangan menuju Timor Leste, melalui Kupang Landas pacu bandar udara tersebut adalah 1600 meter dan bisa didarati oleh pesawat-pesawat cukup besar, di antaranya terdapat lima maskapai yang melayani rute penerbangan Kupang-Atambua pulang pergi, masing-masing Susi Air, Lion Air, TransNusa, Wings Air, Batik Air.
Laut
Kota ini juga dilayani oleh 2 pelabuhan laut, yaitu pelabuhan Atapupu dan pelabuhan Tegur (Teluk Gurita).
Pelabuhan Atapupu merupakan pelabuhan kargo, dan minyak, sedangkan Pelabuhan Tegur merupakan pelabuhan ferry yang melayani rute Atambua Alor dan Atambua - Kupang, dan sejumlah tempat lainnya.
Pendidikan
Kota Atambua memiliki sarana pendidikan milik pemerintah dan yang dikelola oleh swasta untuk pendidikan formal dan informal dari tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA serta Perguruan Tinggi.
Taman Kanak-Kanak
Di Kota Atambua, Terdapat 2 TKK Utama, yaitu:
  • TKK Kristen Atambua
  • TKK Kuntum Bahagia
Sekolah Dasar
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kota Atambua sebanyak 14 buah.
SD/MI yang utama adalah:
  1. SDK 1 Atambua
  2. SDK 2 Atambua
  3. SDG 3 Atambua
  4. MI Hidayatullah
  5. MI Al-Islamiah
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/MTs yang tersebar di Kota Atambua sebanyak 7 buah.
SMP/MTs yang utama adalah:
  1. SMP Negeri 1 Atambua
  2. SMP Negeri 2 Atambua
  3. SMP Negeri 1 Atambua Barat
  4. SMP Katolik St. Don Bosco Atambua
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang ada di Kota Atambua sebanyak 11 buah, yang terdiri dari 10 SLTA dan 1 Sekolah Kejuruan, sedangkan belum terdapat MA di kota ini.
SMA/SMK yang utama adalah:
  1. SMA Negeri 1 Atambua
  2. SMA Negeri 2 Atambua
  3. SMK Negeri 1 Atambua
  4. SMA Katolik Suria Atambua
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi yang ada di Kota Atambua terdiri dari 3 Perguruan Tinggi Negeri yaitu:
  • Universitas Terbuka
  • Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Fajar Timur Atambua[12]
  • Akademi Keperawatan (Akper), Kabupaten Belu[13] (AKPER Belu akan segera bergabung dengan Universitas Timor Kefamenanu)
Dan 1 Perguruan Tinggi Swasta, yaitu:
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nusantara Atambua
Kesehatan
Kota Atambua memiliki sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun yang dikelola oleh swasta.
Rumah Sakit Pemerintah
  • RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua
  • RS Tentara Atambua
Rumah Sakit Swasta
  • RS Sito Husada
Daftar Puskesmas
  • Puskesmas Kota Atambua
  • Puskesmas Haliwen
Pers dan Media
Surat Kabar
Beberapa surat kabar yang didatangkan dari Kupang melalui bus seperti Harian Umum Pos Kupang, Timor Express dan victorynewsmedia.
Radio
Radio milik Pemerintah
Stasiun Radio milik pemerintah yang beroperasi di Kota Atambua adalah Radio Republik Indonesia (RRI), yang beralamat di Jalan El Tari. RRI Atambua memancarkan beberapa frekuensi, yakni:
Programa
Frekuensi
Jarak Jangkauan
Slogan
FM 91.5 MHz
+-45km
Kanal Inspirasi
FM 99.8 MHz
+-45km
Suara Kreatifitas
FM 99.0 MHz
+-45km
Jaringan Berita Nasional
FM 93.1 MHz
+-45km
Citra Budaya Timor
Warta Berita
Jenis Warta Berita
Waktu Tayang
Keterangan
Warta Berita Pagi
06:30 WITA
Warta Berita Daerah
Warta Berita Siang
15:00 WITA
Warta Berita Daerah
Warta Berita Malam
18:30 WITA
Warta Berita Daerah
Flobamora Hari Ini
19:00 WITA
Warta Berita Berjaringan
Ragam Acara
Programa 1:
Nama Acara
Jam Tayang
Keterangan
Tim
Fajar Pagi
05:00 - 06:00 WITA
Acara Religius
Rai Belu Pagi
Inspirasi Hari Ini
06:00 - 07:00 WITA
Penyampaian Prakiraan Cuaca, dan Live Report
Rai Belu Pagi
Hari Bahagia
07:00 - 08:00 WITA

Rai Belu Pagi
Belu Bangkit Maju
08:00 - 09:00 WITA
Live Obrolan seputar Kab. Belu
Rai Belu Pagi
Flobamora Info
09:00 - 10:00 WITA
Macam-macam Informasi seputar wilayah NTT
Rai Belu Pagi
Cakrawala Indonesia
11:00 - 12:00 WITA

Rai Belu Pagi
KAPI - KAPU
12:00 - 14:00 WITA
Kamu Pilih, Kami Putar
Rai Belu Siang
Musik Pelepas Lelah
14:00 - 15:00 WITA
Ragam Musik Nostalgia, Musik Slow
Rai Belu Siang
Isu Hari Ini
15:00 - 16:00 WITA
Informasi dan Live Report
Rai Belu Siang
Wawasan Perempuan
16:00 - 17:00 WITA
Informasi tentang Perempuan
Rai Belu Siang
Cinta Tanah Air
17:00 - 18:00 WITA
Lagu-Lagu Perjuangan dan Kebangsaan
Rai Belu Siang
Lagu-Lagu Daerah
18:00 - 20:00 WITA
Lagu-Lagu Daerah Belu
Rai Belu Malam
Acara Malam
21:00 - 22:00 WITA
Ragam Acara Malam
Rai Belu Malam
Simfoni Malam
22:00 - 23:55 WITA
Ragam Lagu Nostalgia
Rai Belu Malam
Programa 2:
Nama Acara
Jam Tayang
Keterangan
Tim
BERISIK
05:00 - 12:00 WITA
Berita, Religi, Informasi dan Musik
Kreatifitas Pagi
Siaran bersama
Radio Republik Indonesia (RRI) Kupang dan Atambua selaku penyelenggara akan melaunching Siaran RRI dan RTTL dengan paket siaran "Ita Moris Hamutuk" atau "Kita Hidup Bersama" (dalam Bahasa Tetun) dalam rangka uji coba siaran bersama.[14] Siaran RRI dan Radio Televisi Timor Leste tersebut secara faktual telah dilakukan uji coba melalui siaran Pro 1 RRI Atambua, Pro 1 RRI Kupang dan Radio Televisi Timor Leste oleh Kepala LPP RRI Kupang Enderiman Butar Butar, dan Kepala LPP RRI Atambua Lahar Rudiarso, serta Produser Radio Televisi Timor Leste Nunuk yang dipandu oleh Kepala Seksi Siaran RRI Kupang Aser Rihi Tugu, Kamis (8/01/2015).[14] Uji coba siaran bersama RRI dan Radio Televisi Timor Leste tersebut terpantau berjalan maksimal. Usai melakukan uji coba siaran dimaksud, Kepala LPP RRI Kupang Enderiman Butar Butar mengatakan, siaran bersama tersebut merupakan upaya mendekatkan komunikasi antara warga dua Negara Indonesia dan Timor Leste.[14]
Radio Swasta
Selain itu ada beberapa stasiun radio swasta yang beroperasi di Kota Atambua antara lain:
No.
Nama Radio
Frekuensi FM
Jarak Jangkauan
Alamat Stasiun
1
Favorit Radio
98.20 MHz
+- 30km
Jl. Adam Malik no. 24
2
Radio Dian Mandiri
100.6 MHz
+-35km
Atambua Selatan
3
Misikalfari FM
106.5 MHz
+-30km
Jl. Mercusuar
4
RSPD Belu
107.3 MHz
+-10km
Jl. El Tari
Radio dari Timor Leste
Di dalam kota ini, terdapat 1 radio FM, yaitu radio Maubere, meskipun jangkauan siarannya hanya mencapai seputaran wilayah utara kota Atambua (sekitaran Bandar Udara A. A. Bere Talo).[15]
Televisi
Di kota ini, TVRI mengudara pada VHF 10 dan VHF 20 setiap hari 24 jam.
VHF 10 adalah TVRI Nasional, sedangkan VHF 20 adalah TVRI Kupang.
Siaran TVRI di Kota Atambua sedang bermasalah, menjadikan Belu TV menjadi satu-satunya siaran Televisi di Atambua.
Di kota ini, Belu TV mengudara pada UHF 37 setiap hari dari pukul 06:00 - 09:00 dan 18:00 - 22:00 WITA, yang mencapai seluruh daerah Kabupaten Belu, dan sebagian Kabupaten Malaka.
Jika Belu TV tidak mengudara, maka akan digantikan oleh siaran TV SCTV.
Pariwisata
Penginapan
Perhatian: Nomor telepon memiliki awalan (0389).
No.
Nama Hotel
(Diurutkan dari yang paling tua)
Alamat Hotel
No. Telp
Nama Pimpinan
Jenis Bintang
1
Hotel King Star
Jalan R. Soeprapto
-
Yuliana Laka
Melati[16]
2
Hotel Nusantara I
Jalan Soekarno-Hatta no. 24
21377
Maria Pareira
Melati[16]
3
Hotel Nusantara II
Jalan I. J. Kasimo
21337
Hendrik Oematan
Melati[16]
4
Hotel Permata
Jalan El Tari no. 87
21740
A. C. Corputy
Melati[16]
5
Hotel Timor
Jalan G. A. Siwabesi
23032
Michael Tanjung
Melati[16]
6
Hotel Intan
Jalan Merdeka no. 12
21343
Y. V. Gunawan
Melati[16]
7
Hotel Klaben
Jalan Dubesi Nanaet no. 29
21079
Ny. Klau Banusu
Melati[16]
8
Hotel Liurai
Jalan Gatot Soebroto no. 42
21351
Robert Didoek
Melati[16]
9
Hotel Paradiso
Jalan Cendana
-
Ir. Agustinus B. Seran
Melati[16]
10
Hotel Merdeka
Jalan Merdeka no. 37
21197
Johanes Tan
Melati[16]
11
Hotel Minang
Jalan Soekarno no. 2
21379
Ny. Animan
Melati[16]
12
Hotel Wisata
Jalan Merdeka
-
Joseph Pareira
Melati[16]
13
Hotel Matahari
Jalan Ade Irma Suryani
2325000
Kristian Japola
Melati[16]
Obyek Wisata[17]
Kabupaten Belu merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste. Letaknya yang strategis ini memberikan peluang dan potensi yang sangat besar untuk pengembangan objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Belu berupa Obyek wisata alam dan bahari (Kolam Susuk, pantai Oefuik, pantai Pasir Putih), budaya (tempat upacara, makam, benteng, gua alam, tari tradisional dan lain-lain),alam (Fukan Fehan, dll.), Religius (Gua Maria Lourdes, Gereja tua Nualain, dll), dan wisata Belanja (aneka kerajinan). Pengembangan ini selain untuk wisatawan lokal, diharapkan dapat juga menarik minat wisatawan asing, khususnya pengunjung yang berasal dari negara Timor Leste.
Potensi – potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Belu ini perlu mendapat perhatian yang serius dan terus digali serta dikembangkan agar kedepan sektor pariwisata dapat menunjukkan kontribusi yang nyata pada kontribusi PAD dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pengelola objek-objek wisata Ini disebabkan karena selain pengembangannya yang belum tertata dengan baik, animo masyarakat dalam menjaga, memperkenalkan dan melestarikannyapun belum optimal, selain itu masih banyak potensi wisata lainnya yang belum termanfaat dan terdata dengan akurat sehingga pengelolaannya belum optimal. Untuk itu Pemerintah Daerah bersama-sama masyarakat perlu untuk memfokuskan perhatian pada aspek pariwisata untuk menyikapi tantangan kedepan.[17]
Dari sekian banyak tempat wisata yang ada di Kabupaten Belu ada beberapa tempat-tempat wisata tertentu yang menjadi prioritas unggulan di antaranya:
Wisata Pantai dan Bahari
latar belakang
Jarak dari Kota Atambua ± 24 km kearah utara, di pantai ini pengunjung dapat berekreasi, mandi, berenang sambil menikmati suasana alam pantai yang tenang dan indah dengan pasirnya yang berwarna putih. Di tempat ini juga telah disediakan rumah payung (lopo), MCK, Fasilitas permainan anak-anak dan pondok-pondok yang dapat digunakan untuk beristirahat bersama keluarga. Selain itu, anda dapat pula menyewa sampan tradisional untuk berkeliling menikmati indahnya pantai pasir putih dan juga bisa menyusuri pantai Sukaerlaran dan Motaain sebagai tapal batas dengan Timor Leste yang merupakan pintu gerbang lintas darat.
Objek wisata kolam susuk berada di Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu atau sekitar 17 KM arah utara dari Kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Tidak diketahui secara pasti kapan Kolam Susuk ditemukan tetapi keberadaan objek wisata ini sudah ada sejak dahulu kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidupnya dengan menangkap ikan, udang, kepiting, dan lain-lain.
Kolam ini terbentuk secara alami dan memiliki tanah yang berwarna putih. Sehingga kalau terkena sinar matahari airnya memantulkan cahaya yang berwarna putih seperti susu. Ini menjadi alasan mengapa sekarang nama objek wisata ini lebih sering disebut dengan nama kolam susu. Tetapi sebenarnya karena objek wisata ini dikelilingi oleh hutan bakau yang lebat menyebabkan banyak sekali terdapat nyamuk disekitar tempat ini, akhirnya masyarakat setempat kemudian menamai kolam tersebut dengan sebutan Kolam Susuk atau dalam bahasa Indonesia disebut kolam nyamuk. Selain itu hutan bakau ini juga merupakan tempat tinggal bagi ribuan kelelawar, kera jenis lokal , kepiting bakau, dan lain sebagainya.
Pada tahun 1971 group band legendaris Indonesia “Koes Plus” pernah berkunjung ke objek wisata ini ketika melakukan perjalanan darat dari Kupang menuju Dili. Karena keindahan yang alami dan keunikan kolam ini, membuat Yon Koeswoyo salah satu personil utama Group Band Koes Plus ini terkesima. Dia kemudian mengabadikan kolam itu dengan menciptakan sebuah lagu yang sangat legendaris dengan judul “ kolam susu ”. Selain itu sebagai tanda mata bagi masyarakat Kabupaten Belu, grup ini menyumbangkan sebuah sekolah dasar (SD) dan dibangun di tepian kolam tersebut. Sampai sekarang sekolah dasar tersebut masih ada. Pada tahun 2009 kolam susuk juga pernah menjadi lokasi shooting film berjudul Tanah Air Beta yang disutradarai oleh Ari Sihasale dan pada tahun 2012 film berjudul Atambua 39°C yang disutradarai oleh Mira Lesmana.[17]
Melihat potensi yang besar dari objek wisata kolam susuk, maka melalui SK Bupati no. 12 Tahun 2000, Pemerintah Daerah Kabupaten Belu mengukuhkan objek wisata ini sebagai salah satu objek dan daya tarik wisata alam dan bahari di Kabupaten Belu.
Beberapa fasilitas-fasilitas pendukung sebagai berikut :
  • Sarana: Sarana pendukung yang terdapat di objek wisata ini adalah, Transportasi Umum Swasta, Travel Biro, Transportasi Motor Ojek, Telkomsel, Puskesmas, Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta sistem pelayanan perbankan yang baik, yaitu Bank NTT Cabang Pembantu Atapupu.
  • Prasarana: Agar pengunjung menjadi nyaman, pihak pengelola telah memperbaiki dan membangun beberapa prasarana pendukung, yaitu fasilitas air bersih, MCK / Toilet, prasarana jalan yang bagus, pondok-pondok istirahat (lopo), rumah-rumah payung, pos penjagaan serta dibangunnya sebuah papan reklame yang sangat besar bertuliskan Kolam Susuk di puncak bukit, dengan posisi menghadap ke arah kolam. Selain itu terdapat juga warung-warung dan kios-kios milik masyarakat setempat disekitar objek wisata ini.[17]
Wisata Kuliner
Kota ini menyimpan berbagai makanan tradisional, khususnya bagi peminat jagung. Di kota ini anda dapat temui puluhan pedagang berjualan Jagung bose atau Jagung bakar di pinggir lapangan umum kota Atambua (Alung-Alung Kota Atambua). Harganya bervariasi, tergantung dengan kualitas yang diminta. Ada yang mau paling lezat, cukup lezat, atau biasa-biasa. Harga penjualan Jagung bose atau Jagung bakar berkisar antara Rp. 2,500,- sampai Rp. 5,000,-.
Wisata Religi
Di Kota ini pula terdapat wisata religi yang berada terpencar. Salah satu wisata religi yang peling terkenal adalah Wisata Religi Gua Maria Toro, berada di Kecamatan Atambua Barat, setiap hari Jumat (dalam Tri Hari Suci Paskah), para Imam-imam, masyarakat beragama Katolik di Kota ini berkunjung ke gua ini untuk kegiatan religi mereka.
  • Tebe Massal di Atambua untuk HUT ke-99





sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Atambua 


0 komentar: